Proses Produksi Pembenihan Ikan Lele Dan Alat Pendukung


Proses Produksi Pembenihan Ikan Lele Dan Alat Pendukung

Bahan Pendukung Pembenihan Ikan Lele

Sebelum melaksanakan pembenihan ikan lele, dibutuhkan langkah untuk menentukan atau menentukan materi yang akan digunakan. Bahan yang dipakai dalam pembenihan ikan lele bergantung pada proses pembenihan, yaitu persiapan sarana dan prasarana (media pemijahan indukan), pemeliharaan induk, pemijahan/pembenihan, penetasan telur, dan pemeliharaan larva dan benih. Bahan-bahan yang dibutuhkan dalam pembenihan ikan lele tersaji pada Gambar



Induk ikan lele dan pakan merupakan materi yang paling perlu diperhatikan supaya proses produksi sanggup berlangsung dengan baik. Dengan demikian, diharapkan produk yang dihasilkan sesuai dengan impian konsumen, yang pada balasannya mendatangkan laba yang memungkinkan perjuangan berkembang dengan baik. Beberapa persyaratan dalam menentukan materi (induk ikan, pakan ikan dan lain-lain) sebagai berikut.

1. Ikan yang dipilih sebaiknya yang gampang dipelihara, atau jikalau perjuangan tersebut yakni pembenihan ikan, sebaiknya ikan yang dipilih yakni jenis yang gampang dalam pemijahan, serta diharapkan dalam pelaksanaannya cukup memakai peralatan yang sederhana sehingga biaya produksi lebih ringan.

2. Bahan baku yang disediakan harus berkualitas alasannya yakni untuk memperoleh suatu hasil produksi yang baik, dibutuhkan materi baku yang baik pula. Contohnya untuk memperoleh benih yang baik, dibutuhkan induk ikan yang baik pula.

3. Bahan baku yang disediakan hendaknya yang gampang didapatkan di sekitar daerah usaha. Artinya, jikalau sewaktuwaktu memerlukan materi baku tersebut, materi sanggup secara gampang diperoleh atau tidak perlu menunggu usang sehingga proses produksi tidak terhambat.

4. Bahan baku yang tersedia hendaknya yang relatif murah. Dengan demikian, diharapkan perjuangan yang dijalankan sanggup mendatangkan laba yang lebih besar.

Alat Pendukung Pembenihan Ikan Lele

Peralatan yang dipakai dalam pembenihan ikan lele tidak membutuhkan peralatan yang rumit. Peralatan yang dipakai dalam proses pembenihan ikan lele yakni ibarat berikut.

1. Peralatan pengadaan air higienis ibarat pompa air atau pompa celup.
2. Peralatan pengukuran kualitas air ibarat DO meter, pH-paper Universal, konduktiviti meter, termometer, dan lain-lain.
3. Peralatan dalam proses pemijahan ikan lele ibarat kakaban.
4. Peralatan dalam pendederan benih ikan lele ibarat blower atau aerator (untuk suplai oksigen).
5. Peralatan pemanenan atau penyortiran benih ikan lele ibarat seser.
6. Peralatan pengemasan benih ikan lele ibarat plastik, styrofoam, dan tabung oksigen.
 
(a = Tabung oksigen, b = pompa listrik/aerator)
Proses Pembenihan Ikan Lele

1. Proses Pembenihan Ikan Lele

Pembenihan yakni suatu tahap kegiatan dalam budidaya yang sangat menentukan tahap kegiatan selanjutnya yaitu pembesaran. Pembenihan juga sanggup diartikan sebagai suatu kegiatan pemeliharaan yang bertujuan untuk menghasilkan benih dan selanjutnya menjadi komponen input untuk kegiatan pembesaran. Berikut merupakan diagram alir proses produksi pembenihan ikan konsumsi mulai dari persiapan sarana dan prasarana hingga pemeliharaan larva dan benih ibarat diperlihatkan pada Gambar


Dalam kegiatan pembenihan ikan konsumsi khususnya ikan lele, perlu diperhatikan beberapa hal supaya memenuhi standar produksi yaitu ibarat berikut.

1) Persiapan sarana dan prasarana (media pemijahan indukan)

Dalam pemijahan indukan ikan, langkah utama yang harus dilakukan yakni persiapan kolam. Kolam yang dipakai sanggup terbuat dari terpal, fiberglass, kolam semi permanen, dan permanen (tembok bersemen) (Gambar). Pastikan kolam yang akan dipakai higienis supaya anakan ikan yang gres menetas tidak tercemar penyakit.


2) Pemeliharaan induk
Pemeliharaan induk bertujuan untuk menumbuhkan dan mematangkan gonad (sel telur dan sperma). Penumbuhan dan pematangan sanggup dipacu dengan pendekatan pengendalian kondisi lingkungan, pakan berkualitas, dan hormonal. Pada pendekatan lingkungan, media hidup dibentuk seoptimal mungkin sehingga nafsu makan ikan meningkat di dalam wadah pemeliharaan. Ciri-ciri induk lele siap memijah yakni calon induk jantan dan betina terlihat mulai berpasang-pasangan dan kejar-kejaran.

Ciri-ciri induk lele jantan
(1) Kepalanya lebih kecil dari pada kepala induk lele betina.
(2) Warna kulit dada agak bau tanah jikalau disbanding kan dengan kulit dada induk lele betina.
(3) Urogenital papilla (kelamin) agak menonjol, memanjang ke arah belakang, terletak di belakang anus, dan warna kemerahan.
(4) Gerakannya lincah, tulang kepala pendek dan agak gepeng (depress).
(5) Perutnya lebih langsing dan kenyal jikalau dibandingkan dengan perut induk lele betina.
(6) Kulit lebih halus dibandingkan dengan kulit induk lele betina.

Ciri-ciri induk lele betina
(1) Kepalanya lebih besar dibandingkan dengan kepala induk lele jantan.
(2) Warna kulit dada agak terang.
(3) Urogenital papilla (kelamin) berbentuk oval (bulat daun), berwarna kemerahan, lubangnya agak lebar dan terletak di belakang anus.
(4) Gerakannya lambat, tulang kepala pendek dan agak cembung.
(5) Perutnya lebih besar dan lunak.


Syarat induk lele yang baik:
(1) Kulit induk lele betina lebih bernafsu dibandingkan dengan kulit induk lele jantan.
(2) Induk lele diambil dari lele yang dipelihara dalam kolam semenjak kecil supaya terbiasa hidup di kolam.
 (3) Berat badannya berkisar antara 100-200 g, bergantung pada kesuburan tubuh dengan ukuran panjang 20-25 cm.
(4) Bentuk tubuh simetris, tidak bengkok, tidak cacat, tidak luka, dan lincah.
(5) Umur induk jantan >7 bulan, sedangkan induk betina berumur >1 tahun.
(6) Frekuensi pemijahan sanggup satu bulan sekali, dan sepanjang hidupnya sanggup memijah lebih dari 15 kali dengan syarat apabila makanannya mengandung protein yang cukup.

3.  Pemijahan/pembenihan

Pemijahan/pembenihan yakni proses pembuahan telur oleh sperma. Telur dihasilkan oleh induk betina dan sperma dihasilkan oleh induk jantan. Induk betina yang telah matang gonad berarti siap melaksanakan pemijahan. Proses pemijahan/pembenihan sanggup berlangsung secara alami dan buatan.



Pembenihan alami
Pembenihan alami dilakukan dengan cara menyiapkan induk betina sebanyak 2 kali jumlah sarang yang tersedia dan induk jantan sebanyak jumlah sarang atau satu pasang per sarang. Tata caranya sebagai berikut:


Pembenihan buatan

4) Penetasan telur

Penetasan telur bertujuan untuk mendapat larva. Untuk itu, telur hasil pemijahan diambil dari kolam pemijahan, kemudian diinkubasi dalam media penetasan/wadah khusus (wadah penetasan). Wadah ini berbentuk bak, tangki, akuarium, kolam atau baskom berukuran besar.

5) Pemeliharaan larva dan benih

Pemeliharaan larva merupakan kegiatan yang paling menentukan keberhasilan perjuangan pembenihan alasannya yakni sifat larva merupakan stadia paling kritis dalam siklus hidup biota budidaya, termasuk tahapan yang cukup sulit.

Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)

Kesehatan dan keselamatan kerja pada dunia usaha/ industri harus diperhatikan dengan saksama oleh semua tenaga kerja dalam setiap lingkup kerjanya. Pelaksanaan K3 merupakan salah satu bentuk upaya untuk membuat daerah kerja yang aman, sehat, dan bebas dari pencemaran lingkungan sehingga sanggup mengurangi dan atau bebas dari kecelakaan kerja sehingga sanggup meningkatkan produktivitas kerja.

Dalam dunia perjuangan perikanan, budidaya ikan merupakan salah satu subsektor yang memakai tenaga kerja dalam jumlah cukup besar untuk memenuhi sasaran produksinya. Tempat kerja yakni suatu ruangan atau lapangan, tertutup atau terbuka, bergerak atau tetap, tempat tenaga kerja beraktivitas untuk pengembangan suatu perjuangan dan dimana terdapat sumber-sumber bahaya. Pada dunia perjuangan budidaya ikan, daerah bekerja terdapat di dalam atau di luar ruangan, bergantung pada jenis usahanya.

Usaha budidaya/pembenihan ikan sanggup dilakukan secara ekstensif, semi-intensif ataupun intensif menentukan penerapan aspek kesehatan dan keselamatan kerja. Usaha budidaya/pembenihan ikan secara ekstensif atau tradisional tidak banyak memakai peralatan yang sanggup mengakibatkan ancaman bagi para pekerjanya. Kegiatan produksi dalam budidaya/ pembenihan ikan dibagi dalam beberapa kegiatan, antara lain: pembenihan, pendederan, dan pembesaran. Kesehatan dan keselamatan kerja pada kegiatan produksi tersebut harus dilakukan supaya sasaran produksi yang diharapkan tercapai tanpa terjadi kecelakaan kerja. Penerapan kesehatan dan keselamatan kerja pada kegiatan produksi berkaitan dengan metode produksi/ pembenihan yang digunakan.

1) Metode produksi secara ekstensif
2) Metode produksi secara semi-intensif
3) Metode produksi secara intensif

Kesehatan dan keselamatan kerja pada setiap metode budidaya ikan sangat berbeda alasannya yakni berbeda proses produksi, sasaran produksi, dan peralatan yang dipakai untuk mencapai produksi. Pemilihan metode produksi sangat ditentukan dari ketersediaan sarana prasarana.

Tahapan yang dilakukan sesudah peralatan tersedia yakni mengecek kesiapan dan fungsi peralatan dan cara penggunaan (manual procedur). Pengecekan yang benar diharapkan alat yang disiapkan sanggup dioperasionalkan dengan baik. Peralatan yang diproduksi oleh pabrikan biasanya menyediakan buku petunjuk operasional alat. Dengan melaksanakan pengecekan pada semua peralatan yang akan digunakan, secara tidak eksklusif telah dilakukan pencegahan terhadap kemungkinan kecelakaan kerja. Kecelakaan kerja sanggup terjadi alasannya yakni kelalaian atau kecerobohan dalam bekerja sehingga mengakibatkan cidera/kecelakaan kerja.

Penerapan Keselamatan Kerja

Pada setiap tahapan kegiatan budidaya ikan, pekerja harus selalu memakai pakaian kerja sesuai dengan peraturan perusahaan. Pemakaian baju kerja yang salah/tidak sesuai hukum (terutama yang basah) sanggup mengganggu kesehatan para pekerja. Para pekerja yang bekerjanya bekerjasama eksklusif dengan air sebaiknya memakai pakaian kerja yang terlindung dari air, atau sanggup juga memakai pakaian kerja yang khusus. Jika pekerjaan telah selesai, pekerja sanggup memakai pakaian lain sehingga kesehatan para pekerja tetap terjamin.

Keselamatan kerja dalam kegiatan budidaya ikan yang memakai peralatan listrik harus diperhatikan secara ketat/serba hati-hati alasannya yakni gampang mengakibatkan kecelakaan di antaranya yakni sebagai berikut.

1) Beban listrik terlalu besar untuk satu stop kontak sanggup mengakibatkan pemanasan yang memperabukan kulit kabel.
2) Sistem perkabelan yang tidak memenuhi persyaratan standar.
3) Kesalahan menyambungkan peralatan pada sumber listrik yang jauh lebih tinggi dari voltase yang seharusnya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Produksi Kerajinan Tanah Liat, Materi Pendukung

Ragam Macam-Macam Karya Seni Rupa Nusantara, Era Lampau Dan Era Baru